Tahun ini adalah tahun yang sangat berat bagi kami, terutama bagi suami saya, Rogger.

Tahun ini adalah tahun yang sangat berat bagi kami, terutama bagi suami saya, Rogger.
Continue readingKaki kecil itu berlari cepat menuju ibunya. Jalannya masih sempoyongan, beberapa kali lututnya mengambruk ke lantai, namun ia selalu bangun lagi, kadang dengan tertawa-tawa atau dengan tangisan lirih penuh pengaduan.
Sudah satu bulan lebih payudara sebelah kiri saya terasa nyeri. Saya rutin periksa payudara sendiri (SADARI) dan tidak pernah mendapatkan benjolan. Namun, untuk memastikannya, saya berinisiatif memeriksakannya di Yayasan Kanker Indonesia (YKI).
Bayangkan berdiri di tanah berumput dengan udara pagi yang lembab. Angin bertiup dingin. Lalu, Sang Fajar muncul dari balik gunung, membawa udara yang lebih hangat. Selayang pandang terlihat lautan awan yang beriak mengitari puncak empat gunung yang berdiri megah. Biru, hijau, oranye, dan putih dalam satu bingkai. Di situlah kami sedang berdiri – di puncak bayangan Gunung Prau – yang kata orang kebanyakan, merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati indahnya mentari pagi.
Gerimis mulai mengguyur hutan tropis yang tumbuh rapat itu. Beban di punggung saya terasa semakin berat. Sembilan jam sudah kami berjalan menanjak. Matahari mulai menghilang dan tubuh menggigil kedinginan.
Bagi kawans yang suka trekking, main air, dan cukup berani menghadapi medan terjal, ada wisata menarik di kawasan MegaMendung, Bogor yang terkenal dengan sebutan Wisata Curug Naga. Ada tiga curug cantik di kawasan ini yang bisa kita jelajahi sekaligus dan akan menjadi pengalaman menarik untuk sekedar one-day trip kala ingin melepas diri dari rutinitas.
“Hati-hati ya. Simpan makanan dan sampah makanan dengan baik. Banyak babi turun ke bawah,” ujar seorang ranger saat kami meminta pengarahan di posko awal pendakian Gunung Pandayan.
Dan beberapa jam kemudian, kami betulan bertemu dengan babi.. super.. duper.. besar… Dan ini kisahnya.
Inilah pie susu teflon yang sudah tinggal setengah, karena keenakan makan lupa difoto. 😀
Hola!!!
Postingan ini adalah bentuk rasa terima kasih saya kepada ibu-ibu, para blogger, teman, atau siapapun itu yang sangat baik membagikan resep-resep masakan dan kue-kue sederhana untuk dicoba bagi para pemula.
Kemarin, ada teman yang membagikan resep pie susu teflon di facebook. Saya dan adik, Christy, langsung membuatnya karena bahannya sudah ada semua di rumah. Nah, karena hasilnya maknyus, saya akan sharing pengalaman membuatnya dan re-write lagi resepnya. Tidak persis sama seperti yang banyak dibagikan via fb. Kami ikutin resep yang ada di cookpad.com ini.
Kemarin, kau tantang aku pergi ke gunung-gunung
Kau biarkan aku bercengkrama dengan bunga-bunga, dengan mata air, dengan kabut dan awan-awan
Kunikmati mereka dengan rakus; kuhirup harum udaranya hingga menggigil; sampai langkah harus tertahan sebab lelah.
Tak perlu tergesa, tak perlu berlari, karena ini bukan lomba, katamu.
Gunung akan menunggu, ia setia; tidak ke mana.
51 menit lagi aku akan mati.
Kuucapkan selamat tinggal kepada Jakarta yang kubenci. Dan terlebih kepadamu, Edelweis Salju – yang kurindukan namun tak dapat kujangkau – kucintai namun tak dapat kurengkuh.
Jarak terlalu membenci kita. Kau terlalu tinggi, berada di puncaknya. Sementara aku di terkapar di lembah. Tercecer dengan becek air hujan.
Continue reading
Hati-hati! Modus penipuan via telepon bukan cuma soal “mama minta pulsa” lagi. Yang masih santer terjadi adalah penipuan dengan modus anggota keluarga mengalami kecelakaan atau terjerat narkoba. Belum lama ini, keluarga saya mengalaminya. Berikut kisahnya:
Hai manteman, apa kabar? Setelah absen beberapa bulan dari blog ini, saya ingin berbagi tips soal mengatasi sakit kepala setelah kecelakaan. 🙂
Kebetulan, ada beberapa teman yang mengalami hal yang sama dan masih berjuang menghadapi pascatrauma tersebut. Siapa tahu, ada teman pembaca lain ingin berbagi pengalaman yang sama dengan saya.
Tak kan pernah kulupa bagaimana raut wajahnya saat ia tertawa. Tulus dan jujur, seolah ingin membuat tawa itu abadi di hati setiap orang yang ia jumpai.
Nelly Permata Sari Sembiring. Sahabat paling tangguh yang pernah kukenal. Perempuan yang terus memupuk hidupnya dengan rasa syukur, menyiraminya dengan kepasrahan dan keberanian. Hingga pada puncaknya, ia menjadi mawar yang mekar berkilauan, yang keharumannya tahan lama sampai menembus sukma.
Atas nama kerinduan, izinkanlah aku bercerita lebih banyak tentangnya…
Continue reading
Malam itu, 20 Agustus 2014, saya gelisah bukan main. Tidak bisa tidur semalaman. Alasannya sepele. Besok saya harus mengikuti program kelas inspirasi yang diprakarsai perusahaan tempat saya bekerja, Kompas Gramedia. Dalam program itu, saya harus mengajar di kelas 2 SD dan kelas 3 SD.
Tubuh ini gemetaran dari kepala hingga ujung kaki. Gontai. Lalu air mata mengalir deras tiba-tiba. Tak terbendung lagi.
Biarawati itu menggenggam seuntai rosario sembari menggumamkan doa. Jubahnya berupa sari yang mengerudungi kepala, berwarna putih bersih dengan aksen garis biru di tepinya. Ia tersenyum ramah saat kami datang.
Kami mengetuk pintu utama yang tersembunyi di samping gang sempit nan kumuh. Mother House, tempat para biarawati Charitas mengemban misi, berdiri kokoh di pusat Kota Kolkata, India yang bising dan berbau apak.
Mother House adalah biara tempat Ibu Teresa dan para Misionaris Cinta Kasih memulai karyanya. Di sini pulalah Ibu Teresa menghembuskan nafas terakhirnya dan disemayamkan. Makamnya berada di dalam ruangan khusus yang terus dijaga kesunyian dan kesuciannya.
Aku merindumu bagai pengap mendamba udara…
udara yang dibawa peri-peri mungil dari kaki gunung…
udara yang mengaburkan nestapa, yang melepaskan diri dari duka.
Sambutlah rinduku.
Datanglah lekas dan diam-diam,
seperti semilir angin yang tetiba merobek batas ruang kedap.
Membebaskan.
Tangerang, 21 Juli 2014
Death is only a transition, the Soul being immortal, lives on.
Clara sudah bangun sejak pagi. Dia ingin pintar membaca. Buku kesukaannya adalah buku cerita bergambar. Namun jangan tanya ia mau jadi apa kelak. Dia bahkan tak tahu apa itu ‘cita-cita’.
Pagi itu, hari minggu, pertengahan tahun 2011. Kami berempat, anggota Legio Maria Paroki Santa Helena, berkunjung ke Panti Asuhan Samuel, Gading Serpong, Tangerang. Kami membawa setumpuk buku cerita bergambar. Kami sowan kepada pimpinan panti untuk membacakan cerita kepada anak-anak.
Saat memasuki panti asuhan itu, bau menyengat menusuk hidung. Antara bau ompol dan muntahan. Seorang pengasuh wanita memanggil anak-anak itu. Beberapa anak berkumpul bersama kami, dengan antusias berebut buku-buku bergambar. Mereka haus perhatian.
Hujan turun deras sepanjang Januari. Kedai kami sepi, pelanggan enggan mampir. Tetapi semangat orang tuaku masih sehangat mentari di bulan Juni.
Rapat keluarga digelar di bulan Desember. Kami bersantai di ruang keluarga sambil menonton berita televisi. Tekad ibu bapakku sudah bulat. Hari itu diputuskan, kami akan berjualan ketan susu mulai awal tahun.
Apalah ketan susu itu, aku baru tahu setelah bau harum pandan membangunkanku di pagi harinya.
Entah ibu mencontoh ide ketan susu dari mana. Yang jelas bagiku rasa ketan susu cukup unik. Ketan wangi diberi kuah susu cair, ditaburi meses coklat dan keju, dimakan selagi hangat.
Di daerah rumahku, belum ada yang jual ketan susu. Bagi ibu dan bapak, ini adalah peluang bisnis yang menjanjikan.
Terbanglah sayang..
Sentuhlah bintang yang paling terang..
Aku akan di sini..
menantimu pulang..
Setelah lama ditunggu, akhirnya novel terbaru dari Dan Brown, penulis Best Seller serial Da Vinci Code terbit juga. Novel itu bertajuk Inferno yang konon, artinya Neraka. Inferno yang saya baca ini adalah versi terjemahan Bahasa Indonesia. Heheu. Versi bahasa Indonesia agaknya terbit mundur dari jadwal semula ya. Hmm..
Saya menanti novel ini dengan penuh harap. Maklum, saya penyuka karya-karya Dan Brown. Imajinasinya yang digabungkan dengan fakta historis membuat saya mengaguminya. Beberapa novelnya banyak ditentang sejumlah kalangan. Tetapi bagi saya, selama ini Brown telah membuat karya-karya yang cerdas dan mendebarkan. Continue reading
In the night…
Sister: I have a bad news.
Me: About what?
Sister: About me! This is November… December… and in January I will be 27. Why does the time run so fast?
Ada wajah tampan di gelaran Investor Summit 2013 di Surabaya: Giring Nidji. Hehehe
Mengenakan jas dan celana bahan abu-abu, Giring menjadi pembicara yang sangat cool, mendinginkan hati para investor dan calon investor di hajatan tahunan Bursa Efek Indonesia (BEI) itu. Sebagai peliput berita, saya ikut terbuai mendengarkan sharing Giring tentang berinvestasi.
Pria berambut ikal yang memiliki nama lengkap Giring Ganesha ini berikhtiar agar kehidupan keluarganya tetap bahagia dalam jangka panjang. Caranya adalah dengan berinvestasi.
Seperti kebanyakan kelas menengah di Indonesia, pola hidup Giring cukup konsumtif. Setiap ada dana, ia belanjakan terus. Ia pun jadi tak menabung. Lalu, sang ibu mengingatkannya akan bahaya inflasi. Wah, pola ini mirip sekali dengan pola hidup saya yang masih kebanyakan main dan nongkrong di mol. Hehehe
Akan ada akhir dalam setiap penantian. Namun, penantian bisa membuahkan sesuatu yang diharapkan atau sebaliknya. Bisa menggembirakan, melebihi harapan, atau malah mengecewakan.
Setiap malam, saya menunggu kedatangan bus Mayasari 34 jurusan Blok M – Tangerang. Bus ini nyaman, dengan tarif Rp 7.000. Kursinya empuk, luas, dengan AC yang sangat dingin. Bahkan kadang dilengkapi pengharum ruangan yang menyemprot otomatis. Hmm.. harum. Perjalanan 2-3 jam dari Jakarta ke Tangerang bisa dilalui sambil santai baca buku atau tidur.
Sayangnya, penantian saya yang penuh harapan itu kadang tak berjalan semestinya. Bus ini sulit dijumpai di atas jam 10 malam.
Di tengah penantian yang dingin itu, saya kerap diselamatkan oleh Patas PPD 45.
Kernet Mayasari 34 sering menyebutnya: KEONG. Sementara para penumpang lebih suka memanggilnya: Bus Odong-Odong.
Kenapa?
Continue reading
Tanpa disadari, alam telah begitu banyak memberi manfaat buat kita. Bahkan, dengan caranya yang tak lazim.
Ketika usia masih belasan tahun, tubuh saya tergolong rentan sakit. Capek sedikit, sakit. Debu sedikit, pilek. Sempat dua tahun, saya alergi dan batuk tidak sembuh-sembuh. Karena itu, saya jadi sering sekali menginap di rumah sakit.
Untuk mengatasinya, saya mencoba beberapa makanan tak lazim yang dipercaya manjur sebagai obat, serta minim efek samping. Siapa tahu, kamu mau mencoba. Hehe 🙂